Tema : Bagaimana budaya mempengaruhi kehidupan kita
Judul : Budaya ketika di meja makan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Menurut
J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Secara singkat, yang dimaksud dengan ketiga
hal tersebut:
Gagasan: sifatnya abstrak, misalnya ide dan gagasan.
Aktivitas: perilaku manusia itu sendiri. Sifatnya konkret.
Artefak: sifatnya
konkret, misalnya benda-benda peninggalan yang dibuat manusia.
Pada tulisan kali ini saya akan
menceritakan pengalaman saya tentang bagaimana sih budaya kita (kali ini khusus
Jawa, berhubung saya orang Jawa) mempengaruhi keseharian kita. Kali ini saya
akan sharing tentang budaya ketika
makan.
Keluarga saya terdiri dari ayah, ibu,
kakak, saya, dan adik. Ketika makan, biasanya keluarga berkumpul bersama di
meja makan, tapi saya pribadi jarang ikut makan bersama di meja makan. Biasanya
saya duduk di depan tv atau sambil baca komik, hehe. Setiap kali sebelum makan, orang tua harus yang pertama kali mengambil lauk. Sebagai
yang muda, saya, adik, dan kakak saya, pantang mengambil lauk duluan. Alasannya?
Alasannya karena kalau yang muda duluan yang mengambil lauk, itu namanya ‘nyisain’
buat orang tua. Nah maka dari itu, orang tua harus yang pertama kali mengambil
lauk :D .
Kalau orang tua sudah mengambil lauk, baru
deh saya ngambil lauk. Nah tapi tunggu dulu, masih ada urutannya. Saya dapat giliran
sesudah kakak saya. Setelah kakak saya.mengambil lauk, baru saya ngambil lauk,
kemudian yang terakhir adalah adik saya. Yah mungkin memang sedikit agak lama
buat makan, tapi saya sadar hal tersebut intinya adalah untuk menghormati yang
lebih tua. Selain itu, seru juga bisa melestarikan budaya di meja makan ini :D.
Bukan ketika makan malam saja (karena
biasanya bisa berkumpul ketika malam) budaya makan ini dijalankan, tapi
dimanapun, ketika sedang jalan-jalan misalny, kalau ada makanan atau minuman
buat bersama, maka yang pertama mencicipi adalah yang lebih tua. Persis seperti
yang sudah saya ceritakan di atas.
Kira-kira begitu lah budaya Jawa ini mempengaruhi kehidupan saya, khususnya ketika di meja makan. Overall
budaya ini seru buat saya, karena bisa sekaligus belajar menghormati yang lebih
tua. Sampai sampai sini dulu cerita saya kali ini,
terima kasih sudah membaca :D.
No comments:
Post a Comment